INDONESIA-KU

INDONESIA-KU

APAKAH ANDA PUAS DENGAN PEMERINTAH INDONESIA SAAT INI ??

Kamis, 30 Desember 2010

Situs Malaysia diserang hacker Indonesia



      Dua situs milik perusahaan dan organisasi di negeri jiran kita Malaysia kembali diserang hacker atau peretas. Pesan si peretas, " Hidup Mati Tetap Garudaku ".Dua situs Malaysia itu yaitu www.allcosmos.com dan www.rumahozanam.org Tetapi www.allcosmos.com tersebut dilengkapi dengan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" , sedangkan www.rumahozanam.org hanya berupa gambarAll Cosmos merupakan situs resmi dari perusahaan All Cosmos Industries Sdn Bhd yang berdiri sejak 1999. Kantor pusat perusahaan yang bergerak di bidang teknologi kimia ini berada di kawasan industri Pasir Gudang, Johor, Malaysia. Situs kedua adalah milik Rumah Ozaman, organisasi sukarelawan yang bergerak menampung anak-anak tunawisma dan korban pelecehan seksual. Organisasi ini bermarkas di Selangor, Malaysia. Dua halaman depan situs ini tidak menampilkan profil atau segala hal yang terkait dengan perusahaan atau organisasi. Tapi justru yang keluar adalah poster pemain tim nasional kesebelasan Indonesia, yakni Firman Utina, Bambang 'Bepe' Pamungkas, dan M Roby. 

Di bawah foto ketiga pemain timnas itu terdapat pernyataan, "Hidup Mati Tetap Garudaku."Ada pula tulisan 'Indonesia' berwarna merah putih memanjang dari kiri ke kanan.Bagian paling bawah seperti pesan si peretas."Hacked by: budak^dak^berez [Palembang-Hacker] Jangan menyerah garudaku, kau tetap di dadaku.."

Apakah peretasan ini masih terkait dengan gagalnya Indonesia menjadi juara Piala AFF atas Malaysia semalam? Belum bisa dipastikan. Semalam Indonesia menang atas Malaysia 2-1. Tapi kemenangan itu tidak membawa Indonesia juara AFF karena agregat Malaysia 4-2 atas Indonesia.

Rabu, 29 Desember 2010

Indonesia Menang, tapi Tak Juara

Kesebelasan nasional Indonesia mampu menang 2-1 atas Malaysia pada laga final kedua Piala AFF 2010 di Gelora Bung Karno, Rabu (29/12/2010). Indonesia pun mengakhiri turnamen sebagai runner-up, mengingat mereka kalah 0-3 pada laga pertama, Minggu (26/12/2010).
Bermain sebagai tuan rumah dengan kewajiban menang 4-0, Indonesia tampil agresif sejak menit awal. Sayang, usaha itu tak diimbangi dengan ketenangan dan fokus tinggi. Pada momen-momen krusial, Indonesia kerap melakukan kesalahan umpan atau terburu-buru melakukan eksekusi.
Di tengah kesulitan itu, Indonesia mendapat hadiah penalti, menyusul handsball yang dilakukan Mohd Sabre bin Mat Abu pada menit ke-18. Firman Utina yang dipercaya mengeksekusi bola mengirimnya secara akurat ke sudut kiri bawah gawang. Sayangnya, tendangan terlalu lemah sehingga bola mudah ditangkap Khairul Fahmi.
Setelah penalti itu, Malaysia mencoba bangkit. Melalui Mohamad Ashari bin Samsudin, mereka hampir saja mencetak gol pada menit ke-20. Untung saja, Markus Horison masih mampu menepis tembakan akurat Ashari.
Indonesia mencoba membalas. Namun, belum lagi mampu menciptakan ancaman serius, Indonesia kembali terancam kebobolan pada menit ke-32. Saat itu, Mohd Safee bin Mohd Sali berhasil masuk kotak penalti dan menembakkan bola, yang melenceng dari sasaran.
Ancaman itu dibalas Indonesia dengan sejumlah serbuan yang tuntas dengan eksekusi. Namun, Malaysia mampu menghindarinya sampai peluit turun minum berbunyi, dengan skor 0-0 tertera di papan skor.
Permainan tak banyak berubah pada babak kedua. Indonesia masih lebih dominan dalam penguasaan bola dan serangan, tetapi masih bermasalah dengan sentuhan akhir, baik saat mengumpan maupun menembak.
Masalah itu belum selesai ketika Malaysia malah mampu unggul 1-0 berkat gol Mohd Safee pada menit ke-54. Dalam sebuah serangan balik, Safee berhasil menguasai sebuah umpan terobosan dan menggiringnya melewati duo Maman dan Hamka sebelum melepaskan tendangan keras dari tengah kotak penalti, yang mendesak jaring dalam gawang Markus Horison.
Setelah itu, Indonesia mengalami penurunan performa. Untuk mengatasi hal itu, pelatih Alfred Riedl menarik Firman Utina dan Irfan Bachdim, lalu memasukkan Eka Ramdani dan Bambang Pamungkas pada menit ke-58.
Perubahan itu perlahan menaikkan kualitas permainan Indonesia, sampai akhirnya bisa menyamakan kedudukan berkat gol Muhammad Nasuha pada menit ke-73. Memanfaatkan bola muntah hasil tembakan Ahmad Bustomi yang ditepis Khairul Fahmi, Muhammad Nasuha membobol gawang Malaysia.
Gol itu semakin mendongkrak kepercayaan diri Indonesia. Mereka terus berusaha mencetak gol pada waktu tersisa. Setelah berjuang hingga menit ke-85, Indonesia berhasil mengungguli Malaysia berkat tembakan Muhammad Ridwan.
Menguasai bola di luar kotak penalti, ia menggiring bola sebelum menembakkannya. Bola sempat membentur pemain lawan sebelum mendesak jaring gawang tim tamu.
Pada waktu tersisa, permainan berlangsung semakin sengit. Sementara Indonesia masih mengejar gol, Malaysia juga mencoba memberikan tekanan untuk mengurangi ancaman Indonesia.
Sejumlah situasi berbahaya menghinggapi kedua kubu. Namun, sampai peluit berbunyi panjang, papan skor tetap menunjukkan angka 2-1. 

Kamis, 23 Desember 2010

PIKIR LAGI



Mungkin banyak yang belum tahu bahwa malaysia mempunyai kesepakatan dengan 5 negara. Malaysia memiliki sistem aliansi pertahanan dengan Inggris, Australia, Singapura, serta Selandia Baru. Aliansi itu disebut sebagai Five Power Defense Agreement (FPDA). Salah satu kesepakatan negara-negara FPDA adalah klausul bahwa serangan terhadap salah satu negara anggota merupakan serangan pula terhadap negara anggota lainnya. Tentunya untuk menghadapi ini indonesia juga kan menjalin aliansi dengan negara lain. the question is: "sampai berapa negara yang terlibat?"
Tidak itu saja. Bila dalam konfrontasi nanti negara kita berhadapan dengan Inggris, negara tersebut sangat mungkin meminta artikel lima NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) diaktifkan. Artikel lima NATO serupa dengan klausul perjanjian FPDA yang intinya menyatakan, serangan yang dialami salah satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap negara-negara anggota lainnya dan harus dihadapi bersama. Sehingga, konfrontasi dengan Malaysia bisa melebar serta membuat Indonesia harus berhadapan dengan negara-negara anggota NATO.dari segi strategi pertahanan. Dalam dokumen Buku Putih Pertahanan yang dikeluarkan Dephan tahun 2008 disebutkan bahwa sistem pertahanan Indonesia adalah Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta) dengan strategi pertahanan berlapis yang menempatkan diplomasi sebagai garda terdepan. Perang merupakan solusi terakhir ketika semua lapis pertahanan sudah tidak mempan. Artinya, selama jalur-jalur diplomatik masih berfungsi, perang tidak akan dilakukan. Dan kita lihat fakta di lapangan sekarang bahwa alat diplomasi kedua negara tengah berupaya keras untuk menyelesaikan masalah ini lewat jalur diplomasi.